Coretan organisator

Pagi ini aku agak bangun telambat, aku coba kebelakang kucuci muka yang agak kasar karena kemaren sore aku tidak mandi. Ku teguk kopi yang sudah ada dimeja dibuatkan sama ibu dimana aku tinggal. Memang dirumah ini aku mendapatkan perlkuan yang agak lebih bila aku berada ditempat lain,. Anehnya kalau aku di rumah tempat aku tinggal aku merasa bagaikan berada di rumah sendiri.

Seteguk dua teguk akhirnya kopi digelas tanpa terasa habis juga,. Ah…hari sudah agak panas, sudah hampir tengah hari pikirku. Aku mengambil kesimpulan kalau aku akan berangkat ke Mukomuko hari ini aku harus ketemu dengan Epin, coba mendiskusikan apa tindakan berikutnya mengenai dengan hasil dari pertemuan dengan para kepala desa dan KP2A di desa Lubuk Gedang hari minggu lalu. Kusiapkan segala kebutuhan tas, buku, dan beberapa catatan hasil diskusi kemaren itu, kumasukkan ketas punggung lalu kusandangkan di bahu. Kukeluarkan motor GL PRO yang masih belum dikuarkan sama Asril, kuperiksa semua kondisi kendaraan kesayangan mulai dari angin ban minyak rantai oil dan segala macam lainnya.

Dengan gagah perkasanya kucoba starter, kubiarkan sebentar sampai mesinnya panas, tanpa pamit ke bapak dan ibu di rumah aku lansung melaju meninggalkan desa resno menuju Mukomuko. Disepanjang jalan aku ketemu dengan banyak masyarakat yang menegur. Hai buen mau kemana ? mukomuko jawabku dengan sedikit melambatkan kendaraan, sepanjang jalan aku tersenyum sendirian, aneh aku tidak tau kenapa ? yang jelas hari ini aku senang senang saja di pikiranku aku membayangkan akan ketemu dengan seorang gadis manis nanti sore, aku melamun membayangkan bagai mana kalau setiap aku berpaspasan dengannya dia selalu tersenyum manis, astaga manis banget tuh anak, udah punya pacar apa belonya?? Pertanyaan itu terus menerus tanpa ada jawaban. Ah ..mungkin saja aku yang terlalu bodoh, masak gadis semanis itu belon ada yang naksir., sembari menghayalkan yang indah indah aku terus saja melemparkan senyum pada setiap orang yang kutemui sepanjang jalan resno muko-muko.

Ah ,,gila ternyata aku menghayal sudah kelewatan,, tanpa sadar aku lupa mampir di agen minyak di Lubuk pinang, karena ditempat inilah aku sering mengisi bahan bakar, karena disini ada notanya, untuk memudahkan aku membuat laporan aku harus meminta nota bukti setiap pembelian dan pengeluaran dana, karena keuangan di kantor dimana aku bekerja mekanismenya memang harus ada bukti setiap pengeluaran uang. Namun rencana semula mengisi BBM di Lubuk Pinang ini batal sudah, lubuk pinang sudah lewat aku memaki diriku sendiri kenapa aku begitu lengah dan menghayal. Ah sudahlah pikirku aku isi dimana sajalah nanti aku minta nota ditempat biasa aku mengisi saja pikirku, kebetulan di depan ada orang jual bahan bakar, aku isi sebanyak lima liter nanti kalau kurang aku tambah di mukomuko.

DARI Muko muko aku manpir ke desa Arah tiga, aku lihat banyak anak muda sedang sibuk disebelah rumah pak Abu, kebetulan disetiap desa aku punya tempat tinggal (bapak angkat) kecuali desa Pondok Panjang, aku tanya kepda ibu dirumah ada apa ? ada yang menikah kata ibu, tiba-tiba pak abu keluar dari dalam kamarnya, ehkamu buen, Dari mana tanyanya, dari mukomuko jawabku singkat, apa kamu sudah makan ? kalau belum makanlah dulu biar kita kesebelah kamu juga dapat undangan katanya panjang lebar. “sembari dia menyerahkan undangan yang kebetulan ada di atas meja dimana aku sering menulis”. Setelah beberapa saat aku dirumah menghabiskan kopi yang telah dibuat sama ibu, aku bersama pak abu ke rumah tetangga sebelah yang sedang mengadakan acara resepsi pernikahan. Di sana aku bersama anak-anak muda desa arah tiga, bercerita mulai dari yang ke agamaan sampai ke cerita yang sipatnya jorok sekalipun..??. aku membantu anak anak muda menyiapkan tempat seperti dapur masak dan tenda.

Hari sudah sore kulihat arloji ditanganku, aduh sudah jam 16.35 WIB ternyata, aku pamit, karena aku harus pulang mandi. Dalam perjalanan pulang ditengah jalan aku dipanggil oleh seorang bapak tua yang kebetulan sedang bicara entah apa, yang pasti dia minta tumpangan mau ke Lubuk Pinang.

Sampai di desa Suka Pindah aku mampir karena dipanggil oleh sekelompok anak muda mudi yang sedang main volly, kebetulan ada cewek cakep juga (asmara juita). Kak gabung disini kak, katanya. Kebetulan kurang anggota katanya lagi, aneh kurang apa padahal begitu banyak yang masih berdiri diseputar lapangan bola volly, dia (asmara) berdiri disamping aku, sembari bersenda gurau dan omongan-omongan memancing akan hal hal yang pribadi sehingga keseringan aku beradu badan dan serempak mengambil bola, aku cuek seakan tanpa memperdulikan hal hal aneh yang terjadi, baik itu sikapnya maupun omongan omongan menyindir dari banyak ibu-ibu yang kebetulan menonton permainan.

Aku sempat main tiga set, hari hampir magrib, permainan pun sudah selesai kami sama sama pulang ketempat masing masing. Aku melangkah menuju kehalaman rumah asmara dimana motor kuparkir, Asri Idami cewek cantik adeknya Asmara manggol dari jauh, kak mampir dulu nanti aja pulang, udah magrib jawabku singkat, sembari bicara bicara santai aku engkol sang motor namun celaka dasar motor tua butut... dari sudut teras terdengar suara lembut... Naahhh apa mara bilang mampir sejenak, motor juga mau istirahat!! katanya lagi. Sang jagoan yang sudah berpengalaman benar dengan sang motor dengan keahlian mengotak-atik sana-sini akhinya motorku star juga. Aku pamit lansung tancap gas.

Malamnya aku terlelap dalam impian yang indah indah,, ayam berkokok kulihat dari celah jendela kamar tidur ternyata sudah terang, aku bangun beranjak kebelakang cuci muka dan gosok gigi. Bapak manggil buen,,minum kopi. Ya…jawabku singkat dengan mulut masih menguap aku masih ngantuk,,,aku maih ingin mengulangi mimpi indah bersama gadis manis Resno, ah,, tiba tiba bapak angkatku menyapa,. Hari ini kamu mau kemana ???… ada dinas di desa mana hari ini ? aku sendiri ngak tau, aku jawab tidak hari ini aku ingin ke gunung telusuri sungai sembari mancing, kabarnya banyak ikan di hulu sungai manjuto...

Post a Comment

0 Comments