Sekedar

Mencoba mungkin lebih baik daripada tidak berbuat samasekali, mungkin itulah kalimat “sakti” yang telah mendorong saya memberanikan diri untuk menuangkan sedikit informasi tentang saya, pengalaman dan berbagai persoalan kehidupan kita baik dalam aspek kebangsaan maupun kehidupan komunitas pemilik bangsa ini...

Nah...! Walaupun saya berasal dari keluarga Aceh, namun tidak ada keraguan sedikitpun ketika saya jatuh cinta dan ingin menikahi seorang perempuan dari suku Rejang. Tidak ada keraguan sedikitpun ketika pernikahan kami dilakukan dengan adat Rejang. Demikian juga tidak ada seorang pun dari keluarga saya dari aceh yang protes ketika pernikahan kami menggunakan adat Rejang.

Keluarga kami, saya dan istri tidak pernah mendefenisikan sedikitpun bahwa saya adalah keturunan Aceh dan istri saya Berdarah Rejang. Kami tidak pernah memperlakukan budaya Aceh dan Rejang sebagai sesuatu yang lebih istimewa dibandingkan budaya dari daerah lain, Kami, saya dan istri saya sangat paham akan kekurangan dan kelebihan suatu intentitas, kami memperkenalkan budaya berdasarkan realitas kepada keluarga kami.

Tak kurang tiga tahun sudah perjalanan cinta keluarga kami. Dan Sampai saat ini, hasil dari pernikahan dua suku yang berbeda ini.. (Yang Maha Kuasa)telah menitipkan kepada kami pewaris sejarah, satu keturunan tentu saja hasil dari buah cinta kasih antara Aceh dan Rejang. Kami, saya dan istri saya tidaklah telalu banyak berharap.. suatu saat anak kami besar nanti, dia mungkin akan memahami seperti apa yang saya pahami tentang sukuisme, bahkan mungkin lebih dari itu.

Dengan bersatunya dua karakter yang berbeda, dua warna yang berbeda, dua suku yang berbeda maka kami, saya dan istri saya berhasil menciftakan satu suasana baru, satu warna baru, satu karakter baru yang unik namun tetap pada lingkaran kearifan yang ada di komunitas dimana kami ada. sebagai keluarga muda (seumur kacang) kami berusaha belajar dari pengalaman dan petuah para orang tua,, (belajar menjadi penerus budaya Rejang dan mewariskannya kepada Keturunan kami).

Post a Comment

0 Comments