Satu Peristiwa

hamba memanggil bunda di kala malam bersama puji pujaan para panggang api di bara
hamba memangil bunda ketika sedih menggelamkan makna dan suara yang ada di dada
hamba memanggil bunda ketika duka lara membasuh perjalanan hamba di rimba tak bernyawa
hanya pujian ribaan doa pada Tuhan Yang Kuasa pada Tuhan pemilik Cinta
hamba hanya memuja di pusara mubunda bergelinang air mata
bukanlah ruh penghianat pada hikayat hamba, bunda? bukanlah pengecut amat pada sanubari beta, bunda
bukan...bukan....

bumi aceh menerjang hamba untuk membuka mata, para panglima dari satu jiwa dan dari satu jiwa lainnya memilih arena yuda dengan laras senjata dengan teriak-teriak malam gulita
tak ada salah, salah hanya sejarah yang memerah kerana ditulis oleh tinta darah jelata bunda,
hamba tak memilih bunda, hamba tak sudi memilih, tapi hamba mendekap perih pada rintihan jelata, muda belia hamba memilih terusir dari bumi aceh............. dengan segenggam pasir dari pusara bunda...

hamba akan kembali meremuk redamkan satu jiwa dan satu jiwa lainnya...bahwa damai akan kubawa. pada satu peristiwa nanti....!

Post a Comment

0 Comments