Gangguan merupakan femona umum dan terjadi dimana saja di alam ini, dan akan tampak jelas pada saat perubahan lansekap, ekosistem struktur komunitas dan populasi, perubahan substrat, lingkungan fisik dan ketersediaan sumber daya. Gangguan inilah proses dasar yang bertanggung jawab atas proses lainnya seperti fragmentasi, pergerakan hewan, kepunahan lokal maupun regional dan lain-lain. Setiap lansekap terbentuk, dirawat dan dirubah oleh gangguan. Sebagai contoh, gangguan seperti pembukaan lahan, dan kebakaran mempunyai akibat yang kuat terhadap struktur dan fungsi lansekap.

Gangguan sangat umum terjadi di berbagai sistem, bekerja pada setiap skala spasiotemporal dan merubah ketersediaan sumber daya dan struktur sistem.

Gangguan terjadi di banyak lingkungan biotik dan pada seluruh tingkatan organisasi, dari individu sampai lansekap. Gangguan menggabungkan perubahan jangka panjang dengan realita.

Variabel dasar dari gangguan adalah besarnya gangguan, frekuensi, ukuran dan penyebarannnya. Untuk memprediksikan dampak dari gangguan pada komunitas dan lansekap, penting untuk dipahami tentang arsitektur gangguan ini secara spasial dan temporal.

Tutupan salju, sebuah contoh gangguan abiotik.
Tutupan salju mengendalikan penyebaran berbagai jenis tumbuhan pada tipe alpin. Tanaman menanggapi tebalnya salju ini dengan berbagai cara. Tutupan salju mengontrol distribusi berbagai jenis tanaman, mengurangi panjang musim tumbuh. Beberapa hewan salju juga menyikapi salju ini dengan berbagai cara. Akumulasi salju memberikan efek secara tidak langsung terhadap vegetasi dan sirkulasi nutrisi pada tanah selama salju meleleh. Proses ini sangat penting di daerah alpin dimana tumbuhan mengalami defisit nitrogen dan fosfor.

Gangguan manusia
Gangguan manusia sebenarnya tidak berbeda jika dibandingkan dengan gangguan secara alami, tetapi tetapi terdapat perbedaan yang signifikan khususnya dalam hal luas gangguan yang semakin bertambah, tingkat kerusakan yang ditimbulkan serta frekuensi gangguan. Sebagai contoh: HPH, pertanian, pembangunan dan infrastruktur merupakan beberapa contoh gangguan yang diakibatkan oleh manusia yang diberikan terhadap lansekap pada skala yang lebih besar, regional.

Interaksi manusia tersebar luas dan seluruh planet ini merasakan akibatnya. Gangguan yang diakibatkan oleh manusia semakin meluas dalam kisaran spasiotemporal yang semakin meluas.

Sebagai contoh kebakaran di daerah pesisir Mediterania yang diakibatkan oleh kelalaian manusia sebenarnya tidak berbeda dengan kebakaran yang terjadi secara alami, namun jika terjadi berulang-ulang setiap musim (hal yang tidak terjadi pada kondisi alami) dapat menyebabkan stres pada vegetasi, mengurangi tutupan vegetasi dan meningkatkan erosi tanah.

Gangguan celah pada hutan
Celah merupakan bukaan pada tutupan hutan yang diakibatkan oleh kejadian lokal seperti jatuhnya pohon. Umumnya jenis yang hidup pada hutan tua butuh celah untuk mencapai dewasa. Regenerasi yang terjadi setelah terjadinya celah sangat berperan penting dalam membentuk struktur hutan dan memelihara keanekaragaman. Celah dihuni oleh organisme yang berbeda dengan jenis yang berada di understorey. Pada hutan yang jarang terjadi gangguan, celah biasanya terjadi oleh matinya satu atau beberapa pohon kanopi. Celah juga dapat terjadi karena faktor tanah (edaphic), yaitu pada tanah yang memiliki struktur hara atau air yang rendah atau pada daerah yang memiliki lapisan tanah yang tipis.

Gangguan celah pada sabana
Pada sabana celah terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan biji. Kondisi fisika kimia lingkungan yang berada di bawah pohon sabana berbeda dengan kondisi lingkungan yan berada pada luar pohon sabana. Pada musim hujan, tanah di bawah pohon akan lebih kering, namun pada musim berikutnya tanah di bawah pohon sabana lebih lembab karena mengurangi evaporasi pada naungan dan suhu yang lebih sejuk. Di bawah pohon sabana, tanah memiliki nutrisi yang lebih kaya, karena adanya transportasi akar serta adanya kotoran hewan yang biasanya dibuang di bawah pohon sabana.

Gangguan api pada lahan kering
Api merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam membentuk lansekap daerah kering. Gangguan ini membuang biomassa yang tidak terdekomposisi, dan menciptakan nutrisi dari abu yang dihasilkan, serta berperan dalam mempermuda kualitas ekosistem hutan. Api telah digunakan sebagai alat untuk mengelola dan memanipulasi ekosistem sejak zaman Mesolithic. Namun jika pelepasan nutrisi diamati dengan baik, fungsi dari arang pada tanah ternyata belum terpikirkan . Arang memiliki kapasitas sebagai penahan air, sehingga tanah berpasir dapat menjadi lumpur. Namun arang diketahui sebagai penghambat fenolik, menyediakan rangsangan bagi tanaman dan mikroba.

Gangguan patogen
Gangguan patogen ini kurang diperhatikan dalam hal kontribusinya dalam membentuk struktur hutan. Patogen mempengaruhi hutan dengan kisaran yang berbeda secara spasial dan temporal. Beberapa jenis patogen lebih aktif pada suhu dingin seperti Brunchorstia pinea, penyebab penyakit kanker pada pinus. Patogen ini memiliki dampak yang besar terhadap tegakan pada daerah yang udara dingin terakumulasi.

Patogen memainkan peranan yang penting dalam formasi celah pada hutan tua. Pengetahuan tentang patogen sangat dibutuhkan untuk pengelolaan hutan secara efektif.

Gangguan hewan
Gangguan hewan yang paling umum adalah gangguan oleh herbivora. Gangguan ini sangat berdampak terhadap distribusi dan struktur vegetasi dan pada hutan dapat mencegah tumbuhnya biji. Selain memakan, hewan juga memberikan efek dengan pijakan kakinya. Pijakan dan makan ini bisa merubah komposisi vegetasi alami dan mengurangi kompetisi interspesifik.

Pada lahan alami dan lahan peternakan, urin mengakibatkan gangguan lokal, yang pada skala besar menghasilkan mozaik yang sulit untuk dimengerti. Mozaik sangat tergantung pada kepadatan satwa yang memakan. Kelimpahan tanaman akan meningkat setelah adanya urin, namun keanekaragaman alfa dan beta memiliki pola tersendiri. Akumulasi biomasa ini menarik herbivora dan dampak urin ini meluas ke lingkungan tetangganya. Akhirnya, intensitas memakan ini akan lebih jika dibandingkan pengaruh urin.

Kesimpulan
Gangguan merupakan proses yang sangat umum terjadi, pada skala spasial dan temporal yang berbeda.
Ukuran, interval dan intensitas merupakan bagian dari gangguan.

Gangguan abiotik seperti tutupan salju, bertangguan jawab terhadap distribusi dan kelimpahan dari berbagai macam jenis Aktifitas manusia merupakan gangguan yang sangat tersebar luas, berdampak terhadap banyak unit ekologi dari jenis sampai keseluruhan komunitas dan ekosistem.

Celah pada hutan yang diakibatkan oleh tumbangnya pohon, atau pada sabana oleh pertumbuhan pohon, merupakan sumber gangguan yang umum. Pada hutan tua, celah yang terbentuk karena tumbangnya pohon merupakan hal yang emndasar dalam dinamika hutan jangka panjang.
Hewan merupakan penyebab gangguan alami yang penting. Pijakan, makan serta penumpukan nitrogen merubah lansekap memperbaiki heterogenitas secara spasial dan temporal.

Sumber: Merupakan ringkasan dari Farina, A. 1998. Principals and methods in landscape ecology. Chapman & Hall Ltd. London