Mukjizat Cinta, Part #2

Sarikata: Baru sekarang aku sadar sepenuhnya. Ternyata Aku hanya bermimpi. Mimpimenjejakkan langkah kakiku pada waktu lalu. Mimpi menggantungkan rasa ku dikolong langit dalam memandang bintang bersama tiwi. Mimpi menghitung barisanbintang.

Mimpi dipeluk hembusan angin. Mimpi bercinta dengan bidadari disepanjang malam bersama Dewi dewi.Aku terjaga malam ini. Kulihat weker mungilku menunjukkan waktu telah lewattengah malam. Setengah dua lebih sepuluh menit. Kamar ini masih terangkarena belum sempat kumatikan saat aku tertidur sambil mendekap dua lembarkertas surat yang kuterima tadi siang.Setelah waktu berlalu 22 tahun perpisahan dengan tiwi.

Pagi itu, sepertibiasanya tak beda dengan sebelumnya. Kalender yang tetap berupa angka-angka, dengan catatan sana sini tentang kegiatan harian Kantorku yang juga takberubah.Sesaat aku tertegun dan tersadar melihat tanggal yang sengaja kuberilingkaran spidol biru. Hari ini tepat ulang tahunku ke empat puluh empattahun. Hampir saja aku melupakannya. Masih muda, kata Mijan temanku.

Banyakpenggemar Kamu yang suka bapak-bapak kayak kita lho, matang dan pengalaman,tambahnya sambil tergelak.Sambil bersandar di kursi, kupejamkan mataku. Waktu melesat secepat anakpanah dilepas dari busurnya. Seperti Arjuna menarik Pasupati-nya saatberhadapan dengan Adipati Karna dalam perang Bharatayudha. Begitu jugausiaku.

Semakin tua dan tetap sendirian.
Hari demi hari yang diisi denganMenulis, menjadi Wartawan Investigasi Menelisk berita baik di lapanganmaupun di perpustakaan. Belum lagi pekerjaan lain yang aku suka, menuliscerpen yang sering bermunculan di media cetak, dan mengundang penerbit untukmenjadikannya kumpulan dalam sebuah buku.

Orang bilang aku gila kerja, tapi aku tak peduli, karena hanya itu yang bisamengisi hari-hariku yang sepi. Mereka memang tak tahu, aku hanya sendiriandi rumah. Aku tiba di rumah sudah malam, dengan lelah yang sering takbisa mengantarku membaca buku atau Koran. disaat senggang aku sangatmenyukai dengan membaca.

Tapi tahu apa mereka tentang kesendirianku? Saataku suka merenung belakangan ini, sambilBerdzikir dan sholat malam, "Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu,oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpapertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhanyang berhak disembah selain Engkau.

Itulah doa yang sering kupanjatkansetiap malamku tanpa pernah terlewat setiap malamkuKadang Setelah sholat malam mataku pun sering susah terpejam, dan aku seringmembiasakan jemariku mengetikkan kata-kata dalam cerpen. Terkadang puisiyang juga aku suka, dan kuselipkan dalam jalinan cerita tokoh di cerpen.Puisi yang memberi rasa puas diri dari segala sunyi diri. dan mengenangTiwiku sayang.

Aku tak salahkan mereka, karena memang ini menjadi bagian dari masa silamkuyang kusimpan rapat-rapat. Dan kini di saat ulang tahunku yang memang takmesti dengan lilin atau kue tart, ada rasa nyeri menyeruak di dada. Ya,kesepian ini menghujam tak lagi menanti malam, tapi di saat aku sendiri diruang kerjaku.

Penggalan-penggalan masa lalu berdatangan tak disuruh. Kadang menjadi utuhseperti puzzle, kadang buyar terlempar ke sana kemari tak bisa kupungutlagi. memang terkadang aku masih teringat Tiwi. wanita yang spesial yangsampai saat ini aku tidak tahu dimana rimba keadaanya.

Post a Comment

0 Comments